24 Oktober 2010

Mahalnya Etika

Kita semua tercegang dengan apa yang dipertontonkan oleh yang menamakan wakil Rakyat, demi untuk belajar Etika Politik, mereka harus menggunakan uang kita, uang Rakyat Indonesia sebanyak 2,2 Milyar. Jumlah yang tidak sedikit, bahkan untuk rakyat yang diwakilinyapun membayangkannya pun mungkin tidak bisa.

Uang sebanyak 2,2 Milyar sungguh sangat mahal, terlalu mahal dan menyakitkan bagi kita yang punya uang karena masih banyak kebutuhan yang sangat mendesak selain Etika Politik yang belum tentu sesuai diterapkan di bumi Indonesia Tercinta ini.

Etika Politik memang ada yang berlaku secara universal tetapi ada juga yang berlaku secara khusus menyesuaikan dengan budaya yang ada disuatu Negara. Apakah begitu bodohnya wakil kita sehingga harus belajar ke Yunani demi untuk sebuah Etika Politik? Jika ini memang sangat penting bagi mereka bukankah banyak cara lain untuk belajar Etika Politik melalui buku dan internet yang akan memberikan banyak refferensi Etika Politik dari pada harus berangkat ke Yunani.

Sungguh, mata para anggota dewan telah buta. Apakah tidak mereka lihat Wasior yang masih berduka dan untuk menghapus duka tersebut di daerah papua masyrakat harus menyisihkan uang belanja mereka demi membantu saudaranya yang tertimpa bencana.

Apakah para anggota dewan tidak mendengar jeritan tangis karena menahan sakit para rakyat miskin karena tidak adanya biaya untuk berobat? Apakah tidak mereka lihat rakyat yang harus mengais sampah demi untuk mempertahankan hidup. Apakah tidak mereka lihat, rakyat yang harus tidur diemperan toko karena tidak punya tempat tinggal. Apakah tidak mereka rasakan betapa banyak rakyat kita yang masih butuh bantuan sekedar untuk hidup?

Apakah tidak kau lihat ?
Apakah tidak kau dengar?
Apakah tidak kau rasakan?
Apakah…………………………???

Jika jawabannya TIDAK, maka sesungguhnya tidak perlu bagimu untuk belajar Etika Politik.
Yang kau butuhkan adalah belajar berempati, melihat, mendengar dan merasakan keadaan rakyat yang kau wakili dan itu tidak perlu biaya mahal. Kembalilah ke ajaran agama yang kau yakini, karena aku yakin setiap agama yang ada mengajarkan bagaimana berempati.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda